Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Gula: Racun yang Manis?


Gula hadir dalam berbagai bentuk. Gula pasir atau dalam bentuk kubik kecil, sirup jagung, madu, dan sirup maple adalah beberpa bentuk gula. Manusia modern mengkonsumsi gula lebih banyak daripada sebelumnya. Jika rata-rata konsumsi gula di Amerika adalah sekitar 7-9 kg/orang/tahun pada 1915,  kini sekitar 70 kg gula/tahun! Organ-organ vital akan rusak karena tubuh manusia tidak bisa mentolerir pasokan karbohidrat olahan yang amat berlebihan ini.  

Walau secara alami terdapat dalam banyak jenis makanan, tapi gula sendiri bukanlah kelompok makanan. Gula tidak termasuk dalam kategori makronutrien (karbohidrat, protein ataupun lemak). Gula tidak mengandung nutrisi, protein, lemak sehat atau enzim!  
Menurut Dr. David Reuben, penulis buku "Everything You Always Wanted to Know About Nutrition" gula halus adalah bahan kimia murni yang diambil dari sumber tanaman. Nama resmi gula adalah sukrosa, C12H22O11 dalam rumus kimia.  Gula memiliki 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, 11 atom oksigen, hampir serupa kokain dengan rumus C17H21NO4; perbedaannya adalah bahwa gula tidak terdapat "N", atau atom nitrogen. Jadi, apa yang ada dalam gula?  

Gula, pada umumnya, adalah campuran glukoss (C6H12O6) dengan fruktosa (HFCS). 
Fruktosa, glukosa dan dekstrosa adalah monosakarida, dikenal sebagai gula sederhana. Perbedaan utama antara Fruktosa dan glukosa adalah caranya memetabolisme dalam tubuh.  
Sekitar 80% glukosa dimetabolis di organ-organ vital, dan sisanya oleh liver.Sementara Fruktosa dimetabolis 100% dalam lever.  
Dekstrosa sama dengan glukosa. Namun, produsen makanan biasanya menggunakan istilah "dekstrosa" dalam label daftar bahan.  

Dalam gula, Fruktosa yang dianggap berbahaya bagi kesehatan.  

Bahaya gula bagi kesehatan pertama kali dibahas oleh John Yudkin dalam bukunya "Pure, White and Deadly" yang diterbitkan pada tahun 1972. Namun peringatan  profesor Inggris ini diabaikan oleh dunia medis dan dicela habis industri makanan.  

Belakangan ini semakin banyak penelitian dan pembahasan tentang bahaya gula. David Gillespie dalam buku "Sweet Poisan",  mengungkapkan epidemi obesitas serta beberapa penyakit kronis adalah disebabkan oleh fruktosa. 
  
Fruktosa adalah karbohidrat utama  dalam buah-buahan. Fruktosa alami dari buah dan sayur memiliki efek metabolik yang berbeda bila dibandingkan dengan fruktosa yang ditambahkan ketika pengolahan makanan. Buah dan sayuran, jika dikonsumsi secara utuh, mengandung banyak serat, vitamin, enzim dan sifat-sifat lain yang memperlambat pencernaan gula sehingga bermanfaat bagi tubuh secara keseluruhan. Di sisi lain, gula (glukosa + fruktosa) yang ditambahkan dalam proses mengolah makanan jadi, tidak ada manfaat kesehatannya. 

Masalahnya, sebagian besar pasokan fruktosa berasal dari makanan olahan. Makanan seperti kue, biskuit, cokelat dan berbagai jenis permen, saus makanan, minuman seperti teh botol, minuman bersoda minuman olahraga dan sebagainya, semuanya mengandung fruktosa dalam jumlah besar. Demikian juga jus buah. 
  
Fruktosa tidak memuaskan rasa lapar, maka ketika mengonsumsi makanan yang kaya akan fruktosa, kita akan cenderung makan melebihi apa yang sebenarnya dibutuhkan. Sebagai akibatnya, banyak orang akan menjadi gemuk/obis. Fruktosa memiliki efek buruk pada kesehatan, termasuk turut menyebabkan penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan bahkan beberapa jenis kanker. 
  
Sebaiknya, kurangi konsumsi fruktosa berlebihan mulai saat ini. (L/FN/WP/berbagai sumber)
 
Artikel yang berhubungan: