Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Mengenal Yoga Secara Utuh: 8 Aspek Yoga


Patanjali, yangdijuluki sebagai ‘Bapak Yoga’, memperkenalkan delapan aspek yoga. yangsistematik dan saling berkaitan:

1. Yama :ajaran moral yang universal

2. Niyama :disiplin diri sebagai tindak pensucian

3. Asana :latihan potur-postur

4. Pranayama : latihan pernafasan

5. Pratyahara : olah rasa dan sensitivitas

6. Dharana :konsentrasi

7. Dhyana :meditasi

8. Samadhi :kesadaran penuh (mindfulness)

Yama dan Niyama mengontrol nafsu dan emosi kita yang berlatih, serta menjagahidup harmoni baik terhadap diri sendiri maupun dengan sesama manusia dilingkungannya. Perumpamaan dua aspek yoga ini adalah akar dari sebuah pohonatau fondasi dari suatu bangunan. Masing-masing aspek ini mempunyai lima unsur,yaitu pada Yama adalah : ahimsa (non violence, tidak melakukantindak kekerasan), satya (truth,kejujuran), asteya (non-stealing,tidak mencuri), brahmacharya(self-restrain, kontrol diri dari tindakan asusila),  dan aparigraha(hidup sederhana sesuai kebutuhan). Unsur Niyamaadalah: saucha (purification,kebersihan diri), santosa (cotententment,kepuasan yang moderat), tapas(self-discipline, semangat), svadaya(self study, pemahaman akan keberadaan kita) dan isvara pranidhana (dedication to the Lord, sikap pasrah ataukerendahan diri pada kebenaran mutlak). 

Asanas, aspek ketiga dari yoga: denganberlatih tubuh fisik kita mengikuti postur yoga akan membuat tubuh kuat dansehat, adanya keharmonisan antara pikiran, bathin dan tubuh kita sendiri, sertaharmoni dengan alam. Postur-postur yoga diyakini dapat mengaktifkan semua organdalam tubuh dan membuang racun atau hal-hal lain yang sifatnya berlebih untukmendapatkan tubuh yang seimbang Juga harmoni dengan mahluk lain dan alamlingungan, karena nama dari postur banyak mengambil inspirasi dari alamsekitar, sebagai prinsp evolusi atau hukum alam, seperti binatang, atara lainular, kobra (bhujangasana), belalang(salabasana), atau tumbuhan, pohon (vrksana) misalnya. Dengan berlatih asana ini, sebenarnya pikiran kitadilatih untuk lebih mencintai, menghormati sesama mahluk hidup, tidak malahmenyembarangkannya.

Latihanpernafasan dalam yoga atau pranayamadapat membersihkan dan mensuplai oksigen ke dalam sistem pernafasan dan darahyang dapat memperbaiki sistem saraf dalam tubuh. Secara psikologis, latihan pernafasan ini memberikesempatan kita untuk memperhatikan hubungan antara irama pernafasan dengantingkat emosi diri. Dengan semakin baik kita berlatih pernafasan, akanmemudahkan kita memasuki tahapan berikutnya, yaitu aspek pratyahara, ketika obyek pikiran yang “di luar” diri akan ditarikmengarah “kedalam” sebagai latihan mengurangi pengaruh buruk penghambaan diripada obyek-obyek di luar diri kita sendiri (detachment).

Dharana, memusatkan pikiran pada satuobyek yang akan membawa pada ketenangan dalam berpikir dan bertindak. Obyek disini adalah “diri” sendiri. Dhyana,meditasi dengan konsentrasi yang merata, tidak lagi pada satu obyek, tapi padasemua fenomena yang muncul dan diterima oleh indra kita. Puncak dari meditasiadalah samadhi, ketika tubuh dan rasaistirahat tertidur, namun pikiran dan kesadaran tetap terus terjaga. Sadarsepenuhnya. Tidak ada lagi batas antara kita, sebagai subyek yang mengamati danobyek yang diamati, terus mengalir sampai terjadinya fusi, kemanunggalan. Danitulah yoga.

Dari sekelumit paparan tentang filosofi yogatersebut, menyadarkan kita bahwa sesungguhnya betapa sedikit sekali pengetahuankita kalau hanya fokus pada asana,dan betapa banyaknya aspek yang masih sama-sama kita harus belajar. Bahkan dari196 sutra atau ayat-ayat dari kitabyoga yang ditulis oleh Patanjali itu, hanya 1 (satu) ayat, sekali lagi, satuyang menyebut tentang postur, sementara selebihnya tentang kerja pikiran danajaran moral. Ayat itu adalah seperti kutipan di atas, yaitu  :” Sthira sukham asanam”, lakukanlahpostur dengan mantab (firm) dan nyaman (comfort). Di sinitidak disebut-sebut perlunya kelenturan. Tubuh yang fleksibel akan didapat sebagaihasil dari latihan yang berkesinambungan.

Walaupun hanya satu ayat itu, tapi dalammelakukan satu postur, untuk mendapat pemahaman akan makna mantab dan nyaman tersebut,menuntut kita untuk melakukan setiap langkah dan tahapan dalam mencapai posturyang final dengan penuh perhatian. PrashantIyengar (Alpha & Omega of Trikonasana, 2004) mengatakan bahwa dalammelakukan postur-postur seharusnya dikembangkan pikiran dan sikap yang penuhperhatian dan waspada (alerting),aktif, sensitif, penuh perasaan, dan reflektif untuk mencapai apa yangPatanjali sebutkan sebagai samapatti,  kontemplasi dan transormasi. Jadisesungguhnya dalam melakukan asana,jika kita mengembangkan pikiran dan sikap seperti itu, asana pun menjadi sangat meditatif. Meditasi dalam gerak. (Yudhi Widdyantoro