Pernahkah Anda mengalami gatal di sekitar mulut atau sulit bernapas atau pusing bahkan pingsan setelah mengonsumsi makanan tertentu? Jika ya, Anda berpotensi menderita alergi akibat makanan tertentu yang dikonsumsi.
Menurut data World Allergy Organization (WAO), pada tahun 2011 tercatat prevalensi alergi yang terus meningkat sebesar 30 – 40 persen dari total populasi dunia. Di Indonesia, beberapa peneliti memperkirakan bahwa kasus alergi meningkat sekitar 30 persen setiap tahunnya. Peningkatan kasus ini, menjadikan alergi sebagai permasalahan global saat ini.
Apa Itu Alergi?
Banyak sekali definisi alergi yang terdapat diberbagai literatur. Namun, sederhananya alergi merupakan reaksi berlebihan daritubuh dari benda asing di sekeliling atau di dalam tubuh yang disebut alergen. Reaksi alergi terjadi ketika tubuh salah mengartikan zat yang masuk sebagai zat yang berbahaya. Sejalan dengan definisi ini, alergi makanan merupakan reaksisistem kekebalan yang terjadi segera setelah mengonsumsi makanan tertentu. Bahkan sejumlah kecil makanan penyebab alergi dapat memicu tanda dan gejala seperti masalah pencernaan, gatal-gatalatau bengkak saluran udara. Pada beberapa orang, alergi makanan dapat menyebabkan gejala parah atau bahkan reaksi yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai anafilaksis.
Alergi makanan diperkirakan dialami oleh 6 sampai 8 persen anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan sekitar 3 sampai 4 persen orang dewasa. Kadang, alergi makanan disalahartikan dengan kondisi yang lebih umum terjadi, yaitu intoleransi terhadap makanan. Walaupun sama mengganggunya, namun intoleransi terhadap makanan adalah kondisiyang “lebih ringan” dari alergi karena tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh.
Gejala
Bagi sebagian orang, reaksi alergi terhadap makanan tertentu mungkin tidak parah. Bagi sebagian lainnya,reaksi alergi makanan bisa menakutkan dan bahkan mengancam jiwa. Gejala alergi biasanya berkembang dalam beberapa menit sampai dua jam setelah makan makanan yang memicunya.
Berikut adalah gejala alergi makanan yangpaling umum:
Kesemutan atau gatal di mulut
Gatal-gatal atau eksim
Pembengkakan di wajah, lidah, bibir, dan tenggorokan atau bagian lain daritubuh
Sesak atau kesulitan bernapas
Nyeri perut, diare, mual atau muntah
Sakit kepala atau pingsan
Pada beberap aorang, alergi makanan dapat memicu reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Hal ini dapat menyebabkan gejala yang mengancam jiwa,termasuk:
Penyempitan dan pengetatan saluran pernapasan
Tenggorokan bengkak atau terasa ada benjolan di tenggorokan yang menyebabkan kesulitan bernapas
Shok, dengan penurunan tekanan darah
Denyut nadi yang cepat
Sakit kepala atau kehilangan kesadaran
Penanganan cepat sangat penting untuk anafilaksis. Jika tidak ditangani secara cepat, anafilaksis dapat menyebabkan koma atau kematian.
FaktorRisiko
Riwayat keluarga. Anda berpotensi menderita alergi makanan, jika banyak keluarga Anda yang mengalami gangguan ini.
Alergi makanan masa lalu. Pada masaanak-anak mungkin seseorang dapat mengatasi gangguan alergi makanan, namun dalam beberapa kasus, gangguan ini kembali di kemudian hari.
Alergi lain. Jika Anda sudah alergi terhadap satu makanan, Anda mungkin mempunyai risiko alergi terhadap makanan lainnya. Demikian juga, jika Anda memiliki jenis reaksi alergi yang lain,seperti demam atau eksim, risiko Anda mengalami alergi makanan lebih besar.
Usia. Alergi makanan yang palingumum terjadi pada anak-anak, terutama balita dan bayi. Ketika Anda bertambah tua, tubuh Anda cenderung untuk menyerap komponen makanan atau makanan yang memicu alergi. Untungnya, anak-anak biasanya dapat mengatasi alergi terhadap susu, gandum kedelai, dan telur. Alergi parah dan alergi terhadap kacang-kacangan dan kerang mungkin dapat diderita seumur hidup.
Asma. Asma dan alergi makanan biasanya terjadi bersama-sama. Ketika terjadi, baik alergi makanan dan atau gejala asma, bisa menjadi lebih parah.
(ARP)