Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Apakah Otak Dapat Diprogram untuk Menyukai Makanan Sehat?


Sulit mengikuti diet sehat karena sering takluk pada godaan gorengan atau eskrim tiramisu? 

Kabar baik telah tiba bagi mereka yang ingin hidup lebih sehat namun sudah terbiasa makan yang tidak sehat. Orang yang telah terlanjur "kecanduan" makanan tidak sehat pun, ternyata dapat "diprogram kembali" dan beralih jadi "kecanduan" makanan sehat! Peyebabnya ada dalam organ yang beratnya 1,5 kg, yaitu otak kita. 

Banyak contoh pengalaman pribadi, keluarga atau teman yang secara bertahap bertambah "besar" karena sulit mengendalikan nafsu makan. Sekarang, apakah kebiasaan buruk itu dapat "diprogram kembali" sehingga menjadi kebiasaan baik? Jika otak kita bisa belajar untuk menyukai makanan tidak sehat, apakah bisa juga dilatih agar tidak suka makanan yang tidak sehat? 

Penelitian menemukan bahwa makanan sehat dan rendah kalori akan mengakibatkan perubahan positif di pusat penghargaan otak, khususnya yang terkait dengan pembelajaran dan kecanduan. Makanan sehat rendah kalori bahkan dapat meningkatkan isyarat puas dan nikmat melebihi  makanan berkalori tinggi yang tidak sehat. 
 
Tapi, apakah kita bisa benar-benar dibuat untuk menyukai… sayuran? Banyak orang, khususnya mereka yang sudah terlanjur suka dengan makanan yang tidak sehat, akan mengasosiasikan sayuran dengan perasaan berat. Dengan kata lain, ide diet sehat dengan banyak makan sayuran saja sudah dapat membuatnya jadi stress.  

Kini ada beberapa penelitian baru yang dapat mengubah pandangan miring dan rasa was-was ini. Universitas Warwick Medical School di Inggris melakukan penelitian yang melibatkan 14.000 peserta berusia 16 tahun ke atas: Hasilnya menemukan bahwa mereka yang makan 5 atau lebih porsi(80 g) buah dan sayuran/hari ternyata merupakan orang yang paling bahagia! Ketika para peneliti menganalisa data lebih lanjut, mereka menemukan bahwa sebaliknya juga berlaku: semakin rendah asupan buah dan sayuran, semakin tinggi kemungkinan mendapat tekanan mental.  

Dr Saverio Stranges berkesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan konsumsi buah dan sayuran lebih berpotensi memegang peran penting untuk mencapai kesejahteraan seseorang, baik dari segi fisik maupun mental. Peningkatan pasokan sayuran lebih dari sekedar menurunkan berat badan atau mencegah penyakit jantung dan kanker. Banyak makan sayuran dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan membuat seseorang mendapatkan suasana hati yang baik, lebih optimis, dan berfungsi lebih baik. 

Tunggu apa lagi? Mulailah melepaskan diri dari kecanduan junk food lewat latihan otak secara konsisten, maka lama-kelamaan Anda akan memilih menyantap lalapan dengan suka hati! (L/WP/berbagai sumber)

Artikel yang berhubungan:
http://www2.warwick.ac.uk/newsandevents/pressreleases/eating_five_a/
http://womensbrainhealth.org/everyday-information/mental-wellbeing-linked-to-fruit-vegetable-consumption