Fermentasi adalah praktek pengawetan makanan dengan menggunakan mikroba. Sejarah fermentasi tercatat sejak 6000 tahun sebelum masehi, dan terdapat di hampir setiap peradaban warisan kuliner: kimchi, aneka kecap, chutney, bir & anggur, yoghurt & keju, tempe dan seterusnya adalah komponen makanan sehari-hari di manca negara.
Makanan yang difermentasi juga banyak digunakan untuk pengobatan. Kaitan antara makanan fermentasi dan kesehatan dapat ditelusuri sejauh zaman Romawi dan Tiongkok kuno, dan masih merupakan bidang penelitian populer bagi para peneliti zaman modern.
Manfaat bakteri baik yang terkandung dalam makanan fermentasi semakin populer akhir-akhir ini. Dari pil probiotik, bubuk suplemen hingga minuman semacam Yakult, industri fermentasi global mencapai $23 milyar dollar dan terus meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan paling pesat sebenarnya adalah versi Do It Yourself (buat sendiri) yang terdiri dari aneka sayuran, es teh manis seperti Kombucha dan juga kefir.
Gillian Kozicki , seorang akuntan dari Australia, menemukan manfaat makanan fermentasi empat tahun lalu.
Ide menyehatkan tubuh dengan bakteri cocok bagi Kozicki. Kulitnya menjadi lebih segar dan energi meningkat secara bertahap, peradangan pun jadi sembuh.
Dia bahkan telah membuka kursus cara membuat makanan fermentasi.
Apakah diet fermentasi benar-benar dapat membuat perubahan besar bagi kesehatan?
Lebih dari 100 trilyun bakteri baik ada dalam tubuh manusia, sebagian besar hidup di usus yang merupakan pusat sistem kekebalan tubuh. Jumlah sel bakteri melebihi sel manusia sebesar 10:1.
Para ilmuwan tahu bakteri sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Bakteri baik membantu pencernaan, memungkinkan kita untuk mensintesis vitamin dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pentingnya bakteri ini baru menjadi lebih jelas dalam beberapa tahun belakangan.
Jika bakteri jahat menjadi lebih dominan dalam tubuh, maka penyakit dan kondisi kronis seperti IBS (sindrom iritasi usus), asma, dan mungkin juga obesitas akan lebih mungkin terjadi.
Jadi menambah bakteri yang baik dalam perut adalah penting.
Walaupun sudah semakin banyak bukti yang mendukung hubungan bahwa bakteri usus meningkatkan sistem kekebalan tubuh, para ahli belum tahu berapa banyak atau jenis bakteri apa yang harus ditingkatkan.
Harvard Medical School menyatakan bahwa hubungan langsung antara konsumsi produk dengan bakteri baik dan peningkatan kekebalan tubuh belumlah final. Penelitian juga belum dapat membuktikan apakah probiotik akan meningkatkan bakteri baik yang akan hilang bersama bakteri buruk ketika tubuh diberi antibiotik. Namun mereka menyimpulkan bahwa probiotik dalam jumlah sedang tidak membahayakan, dan manfaatnya mungkin dapat dibuktikan secara ilmiah di kemudian hari.
Ada lebih dari 500 jenis bakteri dalam usus. Bila ingin mencoba diet ini, dianjurkan mulai dari satu jenis fermen lalu ditambah perlahan-lahan. Disarankan mulai dengan menambahkan satu sendok makan sauerkraut atau sayuran lainnya, atau minum segelas kecil kombucha atau kefir setiap hari.
Perhatikan dan amati reaksi tubuh untuk mengetahui apakah diet fermentasi benar-benar cocok untuk meningkatkan kesehatan Anda. Jika masih ragu, hubungi pakar kesehatan/gizi. (L/WP/dari berbagai sumber)