Pernyataan:
Sehat Indonesia berusaha menyaring dan hanya menyajikan informasi yang bermutu, namun setiap pandangan atau pendapat yang disajikan dalam portal ini adalah tanggung jawab masing-masing penulis.

Informasi di portal ini tidak bertujuan untuk menjadi pengganti diagnosis medis komprehensif. Semua konten, termasuk teks, grafik, gambar dan informasi, yang terdapat pada atau tersedia melalui portal sehat indonesia adalah sebagai informasi umum dan analisa pembanding. Semua informasi dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Sehat indonesia tidak bertanggung jawab atas isi saran/diagnosa/terapi/kursus/jasa maupun informasi lainnya yang diperoleh dari praktisi kesehatan, produk maupun situs afiliasi (link) melalui portal ini.

Leptospirosis, Penyakit Pasca Banjir.


 

Salah satu penyakit yang patut diwaspadai pasca banjir, yang dapat berakibat fatal adalah leptospirosis.  Apa itu leptospirosis? Leptospirosis sebenarnya merupakan penyakit pada hewan seperti tikus, hewan ternak, anjing, dan lain-lain. Umumnya, penularan pada manusia terjadi karena kontak dengan air yang terkontaminasi oleh air kemih dari hewan-hewan tersebut (bakteri terdapat dalam air kemih hewan tersebut).

Infeksi melalui kulit akibat luka, kemudian masuk ke dalam tubuh penderita dan menyebar ke seluruh tubuh dan dapat juga melalui selaput lendir mulut, selaput lendir mata, selaput lendir hidung yang rusak. Penyakit ini sering didapati pada orang-orang yang sering kontak dengan hewan tersebut, seperti petani, peternak, gembala, dan tukang jagal. 

Gejalanya timbul 1-2 minggu setelah infeksi dengan bakteri leptospira. Gejala-gejalanya adalah :

  • Timbul akut, demam, lesu, lemah, sakit kepala, sakit di belakang bola mata, mual, muntah-muntah, nyeri otot terutama punggung dan betis.
  • Warna kemerahan pada selaput lendir mata.
  • Pada kulit tubuh dan anggota badan berupa bercak-bercak kemerahan.
  • Pada saluran pencernaan berupa tidak nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut.
  • Pada saluran nafas berupa batuk-batuk.  
  • Terjadi pendarahan.
  • Peradangan dan gangguan fungsi hati, menyebabkan kuning.
  • Gangguan fungsi ginjal.

Manifestasi klinis berkisar mulai dari gejala yang ringan (seperti yang telah disebutkan di atas) sampai dengan gejala berat yang ditandai dengan demam tinggi, kuning, pendarahan, gagal ginjal, gangguan kesadaran, peradangan selaput otak, yang dapat berakibat fatal. 

Dokter dapat memastikan diagnosa dengan mengidentifikasi kuman dari darah dan air seni dan cairan otak. Pemeriksaan lainnya dengan pemeriksaan serologi(antibodi) dalam darah penderita.

Pengobatannya dapat dilakukan dengan :

  • Istirahat
  • Menjaga asupan makanan
  • Minum obat antipanas dan antibiotika

Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sanitasi lingkungan. Orang yang karena pekerjaannya berhubungan dengan air seperti petani misalnya, harus memakai alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan sepatu. Pelindung diri ini berfungsi untuk mencegah terjadinya luka dan agar terhindar dari kontak dengan bahan-bahan yang tercemar air seni hewan, terutama tikus. 

Berat ringannya penyakit tergantung pada keadaan umum penderita saat mengalami infeksi, keganasan bakteri / kuman, dan ada tidaknya kekebalan yang dapat membentuk zat kekebalan yang adekuat untuk melindungi mereka dari serangan yang lebih berat. Kenyataan ini membuktikan adanya kekebalan alamiah yang didapat terhadap leptospirosis. (dr Iwan Halim)